08 Oktober 2022

COACHING MENUJU MERDEKA BELAJAR

COANCHING MENUJU MERDEKA BELAJAR

                                                                                                        Penulis : Agus samasatugu

A.     Defenisi Coaching

         Dewasa ini banyak sekali istilah coaching sering digunakan baik di organisasi maupun non-organisasi. Banyak juga yang mendefinisikan coaching sebagai sebuah “hukuman” apabila seseorang tidak mencapai performance yang di harapkan di dalam organisasi. 

1.       Menurut Loop Institute of Coaching

Coaching  adalah sebuah proses membangun kesadaran diri untuk menemukan potensi terbaik melalui percakapan bermakna untuk mencapai tujuan

   2.  Menurut International Coaching Federation

Coaching sebagai bentuk kemitraan dengan klien dalam proses pemikiran yang memprovokasi dan kreatif dalam menginspirasi mereka untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional mereka

3.            Menurut Sir John Whitmore

Coaching membuka kunci dari potensi seseorang untuk memaksimalkan performanya. Hal tersebut membantu mereka untuk belajar melalui proses coaching bukan dengan mengajarkan mereka.

4.       Menurut Bresser dan Wilson dalam Kaswan (2012:8)

coaching merupakan kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya, membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Inti dari coaching adalah memberdayakan orang dengan memfasilitasi pembelajaran diri, pertumbuhan pribadi, dan perbaikan kinerja.

5.       Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Pendampingan.

 Dapat kita simpulkan bahwa dari beberapa pemikiran ahli mengenai definisi coaching diatas adalah proses pendampingan atau percakapan yang memiliki makna untuk mendorong atau memprovokasi pemikiran dan ide kreatif seseorang untuk memaksimalkan potensi, baik individu maupun profesional  menuju tujuan yang diinginkan.

 

B.     Istilah-istilah yang terkait dengan coaching.

 Coach = orang yang melatih / membimbing, Coachee = orang yang di latih / dibimbing, Coaching = kegiatan komunikasi antara coach dan coachee.

Hubungan antara coach dan coanchee digambarkan bahwa Coach >< coachee ≠ guru >< siswa, Sebaik dan seburuk apapun siswa guru tetap membimbing kearah tujuan yang lebih baiik.

C.     Peran Coaching

Setiap peserta didik adalah istimewa. Mereka  sejatinya memiliki potensi tertentu melebihi kita, gurunya. Untuk mengembangkan potensi peserta didik, tugas kita sebagai guru adalah 'menuntun' mereka agar potensi yang mereka miliki dapat bertumbuh kembang secara maksimal.  Dalam konteks pemikiran pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara dimana guru merupakan  pamong atau orang yang ngemong peserta didik  dapat memberikan tuntunan kepada peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar  kekuatan kodrat anak bertumbuhkembang dan terpancar dalam dirinya.  Coaching merupakan salah satu proses ikhtiar dalam menuntun peserta didik untuk menemukan kemampuan potensialnya dan mengembangkan kemampuan aktualnya.  Kemampuan potensial merupakan kemampuan yang belum terlihat atau belum tergali serta belum teraktualisasikan. Kemampuan aktual merupakan kemampuan yang sudah dimiliki pada saat itu dan sudah tampak  dan membutuhkan pengembangan lebih lanjut.

Masing-masing peserta didik memiliki kecenderungan kemampuan yang berbeda-beda, ada yang berkecenderungan terhadap kemampuan fisik psikomotorik, ada juga yang berkecenderungan terhadap kemampuan  personal dan kepribadian, seperti : interaksi, komunikasi, adaptasi. Sedangkan peserta didik lainnya ada juga yang memiliki keunggulan intelektual. Hal ini senada dengan apa  yang diungkap oleh Howard Gardner bahwa sejatinya manusia memiliki potensi kecerdasan yang beragam (multiple intellegence), diantaranya adalah : (1) kecerdasan verbal-linguistik, (2)kecerdasan logis matematik, (3)kecerdasan spasial visual, (3) kecerdasan kinestetik, (4)kecerdasan musical, (5) kecerdasan intrapersonal, (6) kecerdasan interpersonal, (7)kecerdasan naturalis, (8)kecerdasan eksistensial.

Untuk itu sebagai guru tidak diperkenankan memandang peserta didik sebagai sosok yang inferior dibandingkan dirinya, apalagi memandang rendah mereka. Tidak ada peserta didik yang bodoh, yang ada adalah guru yang tidak tahu  bagaimana cara memaksimalkan potensi kecerdasan peserta didik.  Sebagai guru, kita kerap mengajar peserta didik dengan cara kita sendiri, bukan cara belajar mereka. Inilah pentingnya diferensiasi dalam proses pembelajaran. Peserta didik membutuhkan layanan pembelajaran yang mengakomodasi kemampuan mereka baik kemampuan potensial maupun kemampuan aktual sehingga mereka dapat belajar sesuai dengan potensi mereka dan dapat mengembangkan kemampuan aktual mereka.  Layanan pembelajaran seperti itulah yang memerdekan peserta didik. Mereka tidak merasa tertekan dan terancam dalam belajar sehingga secara sosial emosional  mereka lebih merasakan kebahagiaan.  Untuk merawat kebahagian peserta didik,  guru perlu melatihkan kemampuan sosial emosional terhadap mereka sehingga mereka menjadi pribadi yang merdeka tidak hanya secara lahir melainkan juga merdeka batin.

Merdeka belajar hanya akan terwujud jika peserta didik menjadi dirinya sendiri yang merdeka lahir batinnya. Untuk mengupayakan hal tersebut, seorang guru tidak hanya lihat mempraktikkan kemampuan teaching, lebih dari itu praktik coaching perlu terus diasah terutama terhadap peserta didik. Hal ini dikarenakan coaching dapat mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab peserta didik akan kemampuan potensial dan aktual yang dimilikinya sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri dan dapat mengembangkan dirinya secara merdeka sesuai dengan cara dan komitmennya sendiri.

Dalam praktik coaching yang harus diperhatikan adalah membangun rasa percaya dan nyaman  antara coach dan coachee. Selain itu,  setiap praktik coaching semestinya ada permission to coach dan agenda coaching, seperti : ada topik yang ingin dibahas, mengaitkan topik dengan tujuan yang diinginkan oleh coachee, dan menanyakan tujuan spesifik yang diharapkan oleh coachee.  Sebagai seorang coach harus menunjukkan kepekaan pada lawan bicara, menunjukkan empati pada coachee, tidak menyela pembicaraan, mendorong coachee untuk focus pada agenda bukan pada hal-hal lain, dan tidak menghakimi.

Model TIRTA  adalah  salah satu model dalam pelaksanaan coaching. TIRTA merupakan kependekan dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab (TIRTA). Seorang coach semaksimal mungkin dapat memperjelas tujuan yang diinginkan oleh coachee dalam sesi coaching, untuk kemudian mengidentifikasi realitas yang ada baik situasi, kemampuan, dan lainnya yang dihadapi oleh coachee. Setelah itu, coach membantu coachee memperjelas pilihan-pilihan rencana aksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesi terakhir coach mendorong coachee untuk berkomitmen terhadap pelaksanaan rencana aksi yang akan dikerjakan. Dalam setiap sesinya, kemampuan mendengarkan efektif, bertanya efektif perlu dikembangkan oleh coach. Seorang coach harus jeli menangkap kata-kata kunci untuk dieksplorasi lebih jauh melalui pertanyaan-pertanyaan yang diluncurkan.  Gunakan pertanyaan yang terbuka sehingga coachee lebih terbuka mengungkapkan pernyataan-pernyataannya, selain itu coach perlu meluncurkan pertanyaan yang menggugah sehingga coachee mampu berefleksi diri atas apa yang ditanyakan oleh coach. Solusi ada pada diri coachee sendiri, coach hanya memperjelas solusi yang sejatinya sudah dimiliki oleh coachee.

D.     Arah Kebijakan Coaching

1.       Coaching teman sejawat

Coaching pada umumnya di laksanakan pada level perusahaan tetapi dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini mulai diterapkan, coaching teman sejawat bertujuan untuk (1)untuk meningkatkan kinerja guru, (2)untuk menjalin hubungan baik. Coaching teman sejawat berupa apapun yang Anda lakukan untuk menuntun, membimbing, mengarahkan teman sejawat itulah proses coaching.

2.       Coaching Siswa

Coaching siswa jarang di lakukan, dengan munculnya kurikulum merdeka ini baru muncul seminar-seminar yang berbicara mengenai coaching di dunia pendidikan khususnya coaching yang ditujukan kepada siswa. Coaching siswa bertujuan (1)membantu siswa untuk menemukan akar permasalahan, (2)membantu siswa meningkatkan semangat belajar (3)membantu siswa untuk memahami dirinya yang berkaitan dengan tujuan belajarnya (4)membantu siswa untuk menjalani segala bentuk kegiatan di sekolah.

Dalam coaching antara guru dan siswa perlu saling percaya, Guru percaya bahwa setiap siswa memiliki potensi yang banyak untuk  digali dan dieksplorasi. Sebagai murid percaya bahwa gurunya adalah seorang fasilitator yang bisa mengembangkan potensi mereka.

E.    Munculnya Coaching

Sebagaimana telah saya katakan di awal bahwa coaching adalah pendampingan, jadi coaching muncul setiap saat baik pada siswa yang belum menemukan tujuan atau belum berkembang perlu coaching, siswa yang telah berkembang perlu coaching, dan siswa yang sangat berkembang juga perlu coaching, diminta atau tidak di minta oleh siswa proses coaching segera beraksi, sebab hasil coaching ditemukan pada waktu yang lama jangan sampai terlambat ini merugikan siswa itu sendiri.

Yang perlu penulis tekankan bahwa proses coaching yang mendesak pada tingkat fase E yaitu siswa belum berkembang, temukan siswa dari wajahnya yang memerlukan coaching dan segerahlah lakukan tindakan aksi coaching pada siswa tersebut.  

 

F.      Jenis Pertanyaan Coasching

 Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dikembangkan atau di sempurnakan oleh coach untuk coachee antara lain :

1.       Mengapa kamu memilih sekolah di SMAN 1 Gu untuk belajar ..?

2.       Mengapa kamu harus belajar Fisika ..?

3.       Apakah pilihan-pilihan kamu membuatmu lebih dekat dengan target belajarku?

4.       Apakah perilakumu sudah mencerminkan apa yang ingin kamu capai?

5.       Apakah kata-kata yang kamu ucapkan menolongmu dalam mencapai keberhasilan?

6.       Hal apa yang akan kamu lakukan apabila aku mengalami frustrasi?

7.       Hal apa yang akan kamu lakukan jika nilai ulangan tidak mencapai target.?

8.       Hal apa yang kamu lakukan jika kamu telah melanggar tata tertib seperti lompat pagar..?

9.       Apa tiga sumber pengetahuan yang sudah kamu temukan untuk membantumu mencapai target belajar?

10.   Apa yang sedang kamu butuhkan saat ini untuk menggembirakan guru saat belajar..?

11.   Bagaimana kamu menunjukkan bahwa kamu sedang berjalan ke target belajar yang lebih besar?

12.   Bagaimana kamu mengatasi situasi negatif? Saat hal tersebut terjadi, apa yang biasanya kamu katakan pada dirimu?

13.   Apa kata-kata yang membuatmu memacu semangat belajarmu?

14.   Siapa pahlawan/idola/tokoh favoritmu? Apa karakter dalam diri mereka yang kamu kagumi yang menjadikan mereka tokoh favoritmu?

15.   Bagaimana kamu  kembali belajar dari awal setelah melakukan kesalahan?

16.   Apa dua atau tiga tantangan yang menghambat kamu mencapai target belajarmu saat ini?

17.   Apakah ada pola tertentu yang secara spesifik ingin kamu ubah untuk meningkatkan belajarmu?

18.   Apa yang bisa menjadi penghalang kamu untuk mengubah pola buruk, untuk meningkatkan prestasi belajarmu?

19.   Apakah kamu di rumah menggunakan waktu dengan bijak?

20.   Apakah menghabiskan waktumu di rumah selalu diisi dengan waktu belajar?

Pertanyaan-pertanyaan Refleksi setelah Pembelajaran

1.       Apa yang membuatmu tertarik saat belajar tadi? Mengapa?

2.       Apa yang terpenting yang kamu pelajari hari ini? Mengapa itu penting?

3.       Apa yang ingin kamu pelajari lebih lanjut? Mengapa?

4.       Apa yang membuat kamu penasaran? Mengapa kamu penasaran dengan hal tersebut?

5.       Pada saat melakukan apa kamu merasa paling bagus dalam belajar tadi? Mengapa?

6.       Ide apa yang kamu dapatkan setelah belajar pada hari ini?

7.       Apakah kamu puas dengan proses belajarmu hari ini? Mengapa?

8.       Apakah yang kamu lakukan hari ini sudah mencapai tujuan (target) belajarmu?

9.       Apakah tantangan yang kamu jumpai dalam proses belajar tadi?

Bagaimana cara kamu menunjukkan bahwa kamu memahami materi yang dipelajari tadi?

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK (GEM) oleh Agus, S.Pd

GELOMBANG ELETROMAGNETIK (GEM)                                                                                           Oleh : Agus, S.Pd ا...