ALUR PENYELENGGARAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Penulis
: Agus, S.Pd
Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila adalah istilah yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka, menjadi fokus
Kemendikbudristek karena dianggap dapat mencapai visi pendidikan Indonesia yang
ingin mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
melalui penciptaan Pelajar Pancasila.
Kemendikbudristek
telah menentukan beberapa tema P5 yang dapat diimplementasikan pada jenjang
pendidikan SD hingga SMA/SMK. Beberapa tema tersebut akan dibahas satu per satu
dalam ulasan berikut, tapi sebelum itu akan kita bahasa pengertian dan tujuan
dari proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pengertian
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Menurut
Kemendikbudristek No.56/M/2022, proyek penguatan profil pelajar Pancasila
adalah kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk memperkuat
upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
yang dibuat berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Pelaksanaan
proyek penguatan profil pelajar Pancasila dapat dilakukan secara fleksibel
dalam hal muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaannya. Proyek penguatan profil
pelajar Pancasila dirancang secara terpisah dari intrakurikuler.
Tujuan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tujuan,
muatan, dan kegiatan pembelajaran proyek tidak harus terkait dengan tujuan dan
materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat
dan/atau dunia kerja untuk merancang dan melaksanakan proyek penguatan profil
pelajar Pancasila. Prinsip proyek penguatan profil pelajar Pancasila terdiri
dari empat aspek yaitu
Holistik
Holistik
merujuk pada cara pandang yang melihat sesuatu secara menyeluruh dan tidak
terpisah-pisah. Dalam konteks Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,
kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk mempelajari sebuah tema secara
keseluruhan dan memahami keterhubungan antara berbagai hal untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang suatu isu.
Oleh
karena itu, setiap tema proyek yang dijalankan bukanlah sekadar tempat
menggabungkan berbagai mata pelajaran, tetapi lebih pada tempat untuk
mengintegrasikan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu.
Selain
itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk melihat koneksi yang
bermakna antara komponen-komponen yang terlibat dalam pelaksanaan proyek,
seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas
kehidupan sehari-hari.
Kontekstual
Prinsip
kontekstual mengacu pada usaha untuk menyelaraskan kegiatan pembelajaran dengan
pengalaman nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ini
mendorong pendidik dan peserta didik untuk menggunakan lingkungan sekitar dan
kenyataan hidup sebagai sumber belajar utama.
Oleh
karena itu, satuan pendidikan yang bertanggung jawab atas kegiatan projek harus
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal di
luar lingkungan satuan pendidikan. Tema projek yang dipilih sebaiknya mengenai
masalah lokal yang ada di masing-masing daerah.
Dengan
menyesuaikan projek dengan pengalaman nyata yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang
bermakna dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka secara aktif.
Berpusat
pada peserta didik
Prinsip
berpusat pada peserta didik mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
memprioritaskan peran peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif dan
mandiri dalam mengelola proses belajarnya. Dalam hal ini, pendidik diharapkan
dapat mengurangi perannya sebagai pihak yang dominan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan memberikan lebih banyak kesempatan bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi berbagai hal secara mandiri.
Dengan
demikian, peserta didik dapat mengembangkan inisiatif mereka sendiri dan
meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Prinsip ini diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mempercepat pencapaian kompetensi dan
karakter yang diharapkan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Eksploratif
Prinsip
eksploratif menekankan pada keinginan untuk membuka ruang yang luas bagi proses
inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak
terikat pada struktur intrakurikuler yang membatasi berbagai skema formal
pengaturan mata pelajaran.
Oleh
karena itu, projek ini memiliki ruang eksplorasi yang luas dalam hal jangkauan
materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.
Meskipun demikian, pendidik diharapkan untuk merancang kegiatan projek secara
sistematis dan terstruktur dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Tujuannya
adalah untuk memfasilitasi pelaksanaan projek dengan lebih mudah. Prinsip
eksploratif juga mendorong peran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dalam memperkuat dan melengkapi kemampuan yang peserta didik dapatkan dalam
pelajaran intrakurikuler.
Tema
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Projek
Profil Pelajar Pancasila telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek sehingga
sekolah dapat langsung memilih tema yang akan dijalankan. Namun, pemilihan tema
umum untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila harus didasarkan pada
empat faktor berikut:
1.
Kesiapan sekolah dan guru dalam
menjalankan projek.
2.
Kalender belajar nasional, perayaan
nasional atau internasional. Misalnya, jika tema yang dipilih adalah Gaya Hidup
Berkelanjutan, maka dapat dilaksanakan menjelang peringatan Hari Bumi, atau
jika tema yang dipilih adalah Bhinneka Tunggal Ika, dapat dilaksanakan
menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
3.
Isu atau topik yang baru-baru ini
terjadi dan ramai diperbincangkan dapat dijadikan fokus pembahasan atau
prioritas sekolah. Namun, isu atau topik tersebut harus sesuai atau terkait
dengan tema Projek Profil Pelajar Pancasila yang telah ditentukan.
4.
Tema yang belum dipilih di tahun
sebelumnya dan dapat diulang setelah semua tema sudah dipilih. Sekolah dapat
memudahkan diri dengan melakukan dokumentasi dan pencatatan portofolio projek
yang telah dijalankan.
Kemendikbud
telah menetapkan beberapa tema Projek Profil Pelajar Pancasila dari tingkat SD
hingga SMA/SMK. Berikut ini adalah beberapa tema tersebut:
Tema Gaya
Hidup Berkelanjutan
Tema
ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak aktivitas
manusia terhadap keberlangsungan kehidupan di dunia dan lingkungan sekitarnya.
Siswa akan belajar untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta
mencari solusi dari masalah lingkungan.
Contoh
Tema Gaya Hidup Berkelanjutan
- Mengharuskan
siswa membawa bekal makanan dari rumah.
- Mendorong siswa
untuk memilah sampah menjadi organik dan anorganik.
- Mendorong siswa
untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dengan membawa botol minum
sendiri dan menggunakan tas belanja.
Tema
Kearifan Lokal
Tema
ini dipilih untuk membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri siswa melalui
eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah
tersebut. Kegiatan tema ini dapat disesuaikan dengan kearifan lokal
masing-masing daerah.
Contoh
Tema Kearifan Lokal
- Menugaskan siswa
untuk mengeksplorasi kearifan lokal yang terdapat di daerah tempat tinggal
mereka.
- Siswa juga
diminta untuk membuat karya seni yang mengandung unsur kearifan lokal,
seperti lukisan yang menggambarkan budaya Jawa Barat.
- Selain itu,
sekolah juga dapat mengadakan festival kearifan lokal, seperti pementasan
wayang, pameran dolanan, dan permainan tradisional untuk memperkenalkan
kearifan lokal kepada siswa.
Tema
Bhinneka Tunggal Ika
Tema
ini bertujuan untuk mengajarkan siswa tentang keberagaman kelompok agama dan
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya. Siswa juga akan diajarkan untuk lebih kritis dan reflektif dalam
menelaah berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu
kelompok agama.
Contoh
Tema Bhinneka Tunggal Ika
- Menonton film
pendidikan tentang toleransi dan keberagaman bersama-sama.
- Mendorong siswa
untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok tentang isu-isu dan masalah
terkait keberagaman.
Tema
Bangunlah Jiwa dan Raganya
Tema
ini dipilih untuk membangun kesadaran dan keterampilan siswa dalam memelihara
kesehatan fisik dan mental. Hal ini sangat penting mengingat perundungan
menjadi perhatian khusus, terutama karena Indonesia menempati peringkat kelima
sebagai negara dengan siswa korban perundungan terbanyak menurut hasil riset
Programme for International Students Assessment (PISA) 2018. Sebanyak 41,1%
siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan.
Contoh
Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya
- Menyelenggarakan
seminar tentang pencegahan perundungan, kekerasan, dan masalah sosial
lainnya dengan mengundang ahli di bidang tersebut sebagai narasumber.
- Memberikan tugas
kepada siswa untuk membuat poster atau makalah tentang berbagai jenis
kekerasan seperti perundungan, kekerasan seksual, dan kekerasan fisik.
- Mengadakan
kegiatan senam bersama yang melibatkan seluruh siswa dan guru di sekolah
sebagai bentuk perhatian terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan
mental.
Tema
Suara Demokrasi
Sebagai
sebuah negara demokrasi, sangat penting untuk menanamkan jiwa demokrasi dalam
diri siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, tema “Suara Demokrasi” telah
ditetapkan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Contoh
Tema Suara Demokrasi
- Melaksanakan
pemilihan OSIS dengan proses yang serupa seperti pemilihan umum.
- Melakukan
diskusi bersama untuk menetapkan tata tertib di kelas atau sekolah.
Tema
Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
Tema
ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi siswa dalam melatih kemampuan
berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan empati untuk menciptakan produk
berteknologi yang dapat mempermudah kegiatan sehari-hari mereka dan sekitarnya.
Contoh
Tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
Mendesain teknologi
pengolahan limbah organik menjadi pupuk di lingkungan sekolah.
Tema
Kewirausahaan
Pada
tema Kewirausahaan, siswa akan mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat
lokal, masalah yang muncul dalam pengembangan potensi tersebut, dan kaitannya
dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Contoh
Tema Kewirausahaan
- Mengubah botol
kaca bekas menjadi karya seni yang memiliki nilai ekonomis.
- Mengadakan hari
pasar di sekolah di mana siswa dapat menjual barang atau makanan yang
mereka kreasikan.
Tema
Kebekerjaan (Tema Wajib untuk SMK/MAK)
Tema
Kebekerjaan merupakan tema wajib yang diperuntukkan bagi siswa SMK/MAK. Tema
ini bertujuan untuk membangun pemahaman siswa terhadap ketenagakerjaan, peluang
kerja, serta persiapan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapabilitas yang
sesuai dengan keahliannya dan mengacu pada kebutuhan dunia kerja saat ini.
Contoh
Tema Kebekerjaan (Tema Wajib untuk SMK/MAK)
Merumuskan
impian karir masa depan dan mengenali potensi diri menjadi fokus kegiatan yang
diberikan kepada siswa. Seorang pengusaha diundang sebagai guru tamu untuk
memberikan gambaran tentang proses bisnis yang dijalankan dan nilai-nilai yang
harus dimiliki untuk menjadi seorang wirausaha.
Diharapkan
dengan kegiatan ini, siswa dapat memahami peluang usaha setelah lulus SMK dan
memiliki sikap yang positif serta nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi
seorang wirausaha yang sukses.
Tema Budaya
Kerja (Tema Wajib untuk SMK/MAK)
Tema
Budaya Kerja juga merupakan tema wajib untuk jenjang pendidikan SMK/MAK. Pada
tema ini, siswa dilatih untuk membangun kesadaran sikap dan perilaku yang
positif, serta membiasakan diri memiliki budaya kerja yang sesuai dengan
standar yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini.
Contoh
Tema Budaya Kerja (Tema Wajib untuk SMK/MAK)
Siswa
diminta untuk mencari solusi terkait isu-isu terkini seputar etos kerja, etika
kerja, dan tata tertib dunia kerja yang berlaku, dengan mengidentifikasi dan
menganalisis budaya kerja di sebuah perusahaan melalui metode wawancara. Dengan
demikian, siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai budaya
kerja di perusahaan dan dapat memberikan solusi yang tepat dalam menghadapi isu-isu
tersebut.
B. Alur
Penyelenggaraan Projek.
I. Koordinator Projek
Susun Koordinator projek yang tertuang dalam
SK PBM tahun berjalan, setiap guru koordinator mengkoordinir 3 rombongan
belajar.
Contoh
No. |
Nama Guru Koordinator |
NIP |
Rombel Sasaran |
Keterangan |
1 |
RIFAL,
S.Pd |
-- |
X-1,
X-2, dan X-3 |
|
2 |
WA
SUDI, S.Pd |
-- |
X-4,
X-5, dan X-6 |
|
3 |
ULFA,
S.Pd |
-- |
X-7,
XI-7, dan XI-8 |
|
4 |
MUHLISA
FARIZ, S.Pd |
19851101
200903 2 006 |
XI-1,
XI-2, dan XI-3 |
|
5 |
HARMIN
HATMA, S.Pd |
19811206
201101 2 009 |
XI-4,
XI-5, dan XI-6 |
|
II. Koordinator projek bermusyawarah dengan
siswa untuk menentukan topik / tema projek yang akan di selenggarakan sebanyak
3 topik setiap siswa kemudian di bukukan untuk dilaporkan dengan bentuk format tertentu.
III. Koordinator mengundang guru untuk sebagai
pemateri, pembimbing tentang projek yang berkaitan dengan topik. Setiap guru
minimal membimbing atau memberikan materi sebanyak 3 topik atau 3 kelompok
projek, dan melaporkannya dengan bentuk format minimal memuat sebagai berikut :
Tema Projek : ……………………………………
Topik dalam tema :
……………………………………
Daftar siswa yang memilih :
…………………………………
Guru pemateri/ pembimbing :
…………………………………
Koordinator Projek : …………………………………
IV. Koordinator dan Guru pemateri bermusyawarah
untuk menentukan modul materi apa yang akan diberikan kepada siswa.
V. Guru membuat asesmen untuk siswa binaan
projeknya.
VI. Koordinator bersama Guru dan dewan Guru
bersama-sama menentukan penyelenggaraan asesmen projek.
VII. Koordinator mengeluarkan daftar nilai projek
untuk tahun pelajaran berjalan.
VII. Koordinator menginput nilai projek di aplikasi
e-rapor SMAN 1 Gu.
VIII. Selesai. Contoh
format kelompok projek di bawah ini.
PEMERINTAH PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
S M A N E G E R I
1 G U
Jl.
Jend. Sudirman Lombe Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah 93761
Email:sman1gu.lombe@gmail.com
Website:https://sman1gu.sch.id
KELOMPOK PROJEK PENGUATAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA
Tema
Projek : …………………………………………………………………
Topik dalam Tema :
………………………………………….………………………
………………………..……………..…………………
Koordinator / pemateri
Projek :
No. |
Koordinator
/ Pemateri |
NIP. |
Mapel
diampu |
Keterangan |
1. |
|
19680818 199903
1 009 |
|
Koordinator |
2. |
|
|
|
Pemateri |
3. |
|
|
|
Pemateri |
4. |
|
|
|
Pemateri |
5. |
|
|
|
Pemateri |
6. |
|
|
|
Pemateri |
7. |
|
|
|
Pemateri |
8. |
|
|
|
Pemateri |
9. |
|
|
|
Pemateri |
10. |
|
|
|
Pemateri |
Daftar
Nama Siswa :
No. |
Nama
Siswa |
Kelas |
|
No. |
Nama
Siswa |
Kelas |
1. |
|
|
19. |
|
|
|
2. |
|
|
20. |
|
|
|
3. |
|
|
21. |
|
|
|
4. |
|
|
22. |
|
|
|
5. |
|
|
23. |
|
|
|
6. |
|
|
|
24. |
|
|
7. |
|
|
25. |
|
|
|
8. |
|
|
26. |
|
|
|
9. |
|
|
27. |
|
|
|
10. |
|
|
28. |
|
|
|
11. |
|
|
29. |
|
|
|
12. |
|
|
30. |
|
|
|
13. |
|
|
31. |
|
|
|
14. |
|
|
32. |
|
|
|
15. |
|
|
33. |
|
|
|
16. |
|
|
34. |
|
|
|
17. |
|
|
35. |
|
|
|
18. |
|
|
36. |
|
|
Lombe, ………
Koordinator Projek
NIP. ……….......
C. Kesimpulan
Dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan
karakter yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung
jawab dan berbudaya. Setiap tema dalam proyek ini dirancang untuk memperkuat
profil siswa, dengan fokus pada pengembangan jiwa demokrasi, keahlian
teknologi, kewirausahaan, dan budaya kerja. Dengan demikian, proyek ini
bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang
relevan dengan dunia kerja dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesiapan
mereka dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
D. Referensi
1. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Penguatan-Projek-Profil-Pancasila.pdf
2. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2016). Buku Panduan Penguatan Pendidikan
Karakter.
3. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2018). Buku Saku Pendidikan Karakter.
4. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2019). Buku Saku Implementasi Kurikulum 2013 pada
Tingkat Sekolah Dasar dan Menengah.
5. Mardapi, D. (2018).
Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.
6. Pribadi, F. (2017).
Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Pancasila. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.