KONSEP HUKUM KEKEKALAN ENERGI SERTA USAHA DAN DAYA
Penulis
: Agus, S.Pd
Apa sih kekal itu? Jika melihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “kekal” itu dapat bermakna abadi alias tidak berubah. Kekekalan ini juga dapat menjadi bagian dari materi Fisika, tepatnya pada Hukum Kekekalan Energi. Grameds pasti sudah tahu dong apa saja energi yang ada di muka bumi ini? Ada energi kinetik, energi potensial, energi panas, energi mekanik, dan masih banyak lagi.
Nah,
jika ditelaah berdasarkan Hukum Kekekalan Energi ini, dapat berarti energi
tersebut dapat kekal sepanjang waktu, dengan bernilai sama baik sebelum terjadi
sesuatu maupun sesudahnya. Lalu, apa sih Hukum Kekekalan Energi dari segi
Fisika itu? Apa saja jenis dari Hukum Kekekalan Energi yang ada di muka bumi
ini? Siapa penemu Hukum Kekekalan Energi ini sehingga dapat diterapkan oleh
teknologi di zaman sekarang ini? Supaya Grameds memahami akan
hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!
Pengertian Hukum Kekekalan Energi
Pada
dasarnya, hukum kekekalan energi ini adalah salah satu hukum Fisika yang
menyatakan bahwa energi itu kekal alias abadi sehingga tidak dapat berubah
sepanjang waktu, dan memiliki nilai yang sama baik sebelum terjadi sesuatu
maupun sesudahnya. Nah, keberadaan energi tersebut dapat juga diubah bentuknya
dengan besaran yang akan selalu sama. Dalam hukum kekekalan energi ini, energi
yang dimaksud adalah energi kinetik, energi potensial, energi mekanik, dan
lainnya.
Hukum
kekekalan energi ini ditemukan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris,
James Prescott Joule, yang berbunyi: “energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan, namun dapat berpindah dari satu bentuk ke bentuk lainnya….”.
Maksudnya, suatu energi yang terlibat dalam proses kimia dan fisika dapat
mengalami perpindahan atau perubahan bentuk. Contoh: energi radiasi dapat
diubah menjadi energi panas, energi potensial dapat diubah menjadi energi
listrik, energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik.
Selain kekal alias abadi, keberadaan energi itu mempunyai
beberapa sifat, yakni:
·
Transformasi energi,
maksudnya energi tersebut dapat diubah menjadi bentuk yang lain.
·
Transfer energi,
maksudnya energi panas dapat dipindah dari material satu ke material lainnya.
·
Energi dapat berpindah ke
benda lain, terutama melalui suatu gaya yang menyebabkan pergeseran, itulah
yang disebut dengan energi mekanik.
·
Energi itu kekal alias
abadi, tetapi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.
Rumus Hukum Kekekalan Energi
Sama
halnya dengan hukum-hukum fisika lainnya, dalam Hukum Kekekalan Energi juga
memiliki rumus tersendiri, yakni:
Em1 = Em2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
Keterangan:
Em1 =
energi mekanik awal (J)
Em2 =
energi mekanik akhir (J)
Ek1 =
energi kinetik awal (J)
Ek2 =
energi kinetik akhir (J)
Ep1 =
energi potensial awal (J)
Ep2 =
energi potensial akhir (J)
Contoh Soal 1
Ummi
memukul penghapus pada arah vertical keatas, setelah dipukul penghapus tersebut
melaju dengan kecepatan 20 m/s , jika gaya grafitasi bumi 10 m/s2
maka ketinggian penghapus yang dapat di tempuh adalah …..
Jenis Hukum Kekekalan Energi
Sedari
tadi, kita selalu membahas mengenai energi, memangnya apa sih energi itu?
Menurut Harjono (2007), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Sebuah
benda akan dikatakan memiliki energi apabila benda tersebut memang menghasilkan
gaya yang dapat melakukannya kerja. Sementara menurut Purwanti (2005), suatu
benda dapat dikatakan memiliki sebuah energi apabila benda tersebut dapat
menghasilkan sesuatu (melalui gaya) yang dapat melakukan kerja.
Dalam
Satuan Internasional (SI), besaran energi itu dinyatakan dalam satuan Joule
(J). Satu joule itu sama dengan 1 Newton Meter (1 J= 1 Nm). Nah, dalam Hukum
Kekekalan Energi ini ada beberapa jenisnya, yakni:
1. Energi Kinetik
Sebuah
benda yang bergerak itu cenderung memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah
usaha, jika demikian maka benda tersebut dapat dikatakan memiliki energi.
Energi pada benda-benda yang bergerak itulah yang disebut dengan energi
kinetik. Misal: sebuah batu yang dilempar mampu memecahkan kaca.
Untuk
menghitung adanya energi kinetik yang terdapat di suatu benda, dapat diperoleh
dengan menghubungkan persamaan GLB (Gerak Lurus Beraturan) dengan
persamaan GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan) untuk kecepatan awal (v0)
= 0 m/s. Energi kinetik ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Ek = ½ mv2
Keterangan:
m =
Massa benda (kg)
v =
Kecepatan benda (m/s)
Ek =
Energi kinetik (Joule)
2. Energi Potensial
Energi
potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena letak atau
kedudukannya dari acuan tertentu. Maksudnya, energi potensial ini merupakan
energi yang memang dihasilkan oleh gaya-gaya yang bergantung pada posisi sebuah
benda terhadap lingkungannya. Salah satu energi potensial yang paling umum
ditemui dalam kehidupan sehari-hari ini adalah energi potensial gravitasi.
Apakah energi
potensial gravitasi itu? Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki
oleh suatu benda karena ketinggiannya terhadap suatu acuan bidang tertentu.
Semakin tinggi kedudukan suatu benda dari bidang acuannya, maka akan semakin
besar pula energi potensial gravitasi yang dimilikinya. Contoh: buah kelapa
yang ada di pohon memiliki energi potensial gravitasi, yang mana jika jatuh dan
mengenai genteng maka dapat menghasilkan usaha yang berupa pecahnya genteng
tersebut.
Secara matematis, energi
potensial ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ep = mgh
Dimana :
Ep = Energi Potensial
m = Massa menda (kg)
g = grafitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian benda (m)
3. Energi Mekanik
Pada
sifat energi yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat salah satu sifat yang
menyatakan bahwa energi itu tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Namun,
energi tersebut dapat berubah dari energi satu ke energi yang lainnya. Nah,
energi yang dapat berpindah ke benda lain, terutama melalui suatu gaya yang
menyebabkan pergeseran itulah yang disebut dengan energi mekanik.
Pada
hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa “jumlah energi
potensial dan energi kinetik di titik manapun dalam medan gravitasi yang selalu
sama…”. Selain itu, pada hukum kekekalan energi mekanik juga akan
berlaku apabila kita mengabaikan gesekan atau gaya-gaya non-konservatif
lainnya, atau jika hanya gaya-gaya konservatif saja yang bekerja pada sebuah
benda. Biasanya, energi mekanik akan dikaitkan dengan penjumlahan antara energi
potensial dengan energi kinetik, sehingga menghasilkan persamaan rumus berupa:
Perlu
diketahui bahwa gaya konservatif ini adalah gaya yang dapat menghasilkan
perubahan dua arah, yaitu antara energi kinetik dan energi potensial. Contoh
dari gaya konservatif yakni gaya gravitasi dan gaya pegas. Nah, apabila hanya
gaya-gaya konservatif saja yang bekerja pada sebuah benda, maka energi mekanik
secara total tidak akan berkurang maupun bertambah (dalam hal ini berarti
energi mekanik total akan konstan).
Jika
energi kinetik bertambah, maka energi potensial harus berkurang dengan besaran
yang sama supaya dapat mengimbanginya. Dengan demikian, total energi potensial
ditambah energi kinetik, maka hasilnya akan tetap konstan. Itulah yang disebut
dengan prinsip kekekalan energi mekanik untuk gaya-gaya konservatif.
Contoh Penerapan Hukum Kekekalan Energi
Keberadaan
hukum kekekalan energi ini tidak semata-mata hanya rumus belaka saja, tetapi
juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tanpa kalian sadari,
teknologi-teknologi yang ada di sekitar kita ini juga merupakan penerapan dari
hukum kekekalan energi lho… Nah berikut beberapa contohnya.
1. Alat Musik
Apakah Grameds tahu
jika ketika kita tengah memainkan alat musik itu ternyata wujud dari hukum
kekekalan energi? Yap, misalnya saat menggunakan alat musik gitar dengan cara
dipetik, itu ternyata kita tengah menerapkan energi kinetik dari otot tangan,
yang kemudian diubah oleh gitar tersebut menjadi energi bunyi.
Banyak
alat musik yang menerapkan hukum kekekalan energi, terutama energi kinetik ini,
yakni ada drum, piano, biola, hingga harpa.
2. Mesin Pemanas
Mesin
pemanas itu ada beragam jenisnya, mulai dari teko pemanas air, solder, setrika,
water-heater, pemanggang roti, hingga mesin penghangat ruangan, yang ternyata
sama-sama menerapkan hukum kekekalan energi ini. Berbeda dengan alat musik yang
menggunakan energi kinetik, pada mesin-mesin pemanas ini justru cenderung
menggunakan energi potensial, khususnya energi potensial listrik.
Energi
potensial listrik tersebut nantinya diubah oleh elemen pemanas dari mesin
sehingga dapat menjadi energi pemanas.
3. Kendaraan Bermotor
Pada
dasarnya, memang semua kendaraan bermotor yang ada di kehidupan kita ini, mulai
dari mobil, motor, truk, dan lainnya itu menggunakan bahan bakar fosil. Nah
dalam hal ini, energi yang digunakan adalah energi potensial kimia yang berasal
dari bahan bakar fosil itu tadi, diubahlah oleh mesin kendaraan menjadi energi
kinetik sehingga dapat menggerakkan kendaraan. Maka dari itu, tanpa adanya
energi potensial kimia yang berasal dari bahan bakar fosil, kendaraan bermotor
tidak akan dapat melaju.
4. Pembangkit Listrik
Tenaga Air
Dari
adanya gaya gravitasi di muka bumi ini, air akan selalu mengalir dari tempat
tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Posisi air yang lebih tinggi itulah
yang menyebabkan energi potensial menjadi lebih besar. Melalui hal tersebut,
maka pembangkit listrik memanfaatkan energi potensial air terutama untuk
memutar turbin generator listrik. Nantinya, energi potensial air akan berubah
menjadi energi kinetik yang mampu memutar turbin dan menghasilkan energi
listrik.
Mengenal Penemu Hukum
Kekekalan Energi
James Prescott Joule
Eksistensi
hukum kekekalan energi yang ternyata dapat diterapkan dalam teknologi saat ini,
jelas memberikan beragam manfaat terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Semua
hal tersebut tak lepas dari pemikiran James Prescott Joule selaku penemu hukum
kekekalan energi. James Prescott Joule lahir pada 24 Desember 1818 dan wafat
pada 11 Oktober 1889 yang merupakan seorang ilmuwan fisika berkebangsaan
Inggris. Dalam hal hukum kekekalan energi ini, Beliau menyatakan bahwa “Energi
tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan”. Atas jasanya tersebut, bahkan
satuan energi diberi nama Joule sesuai dengan nama Beliau.
James
Prescott Joule merupakan putra kedua dari lima saudara. Ayahnya, Benjamin
Joule, adalah seorang pengusaha pembuatan bir. Maka dari itu, James dapat
disebut sebagai anak yang kaya, tetapi sayangnya, sejak kecil Beliau tidak
dapat bersekolah seperti anak-anak lain pada umumnya karena menderita penyakit
kelainan tulang belakang. Berhubung Beliau tidak sekolah, maka sang Ayah pun
mencarikan guru privat untuk mengajari James di sekolah. Selain itu, James juga
menjadi sosok yang pendiam dan pemalu.
Sebagai
anak pengusaha kaya, maka James dapat melakukan apapun yang disukainya, salah
satunya adalah membaca buku. Memang sejak kecil, James telah tertarik dengan
listrik yang bahkan dirinya kerap melakukan percobaan untuk mengalirkan arus
listrik ke tubuh manusia! Meskipun dalam kapasitas yang kecil.
Benjamin
Joule selaku ayahnya, memperhatikan bahwa anak keduanya sangat menyukai sains,
sehingga pada usia ke-16 tahun, James dikirim ke Universitas Manchester. Di
sana, dirinya mengikuti beberapa pelatihan sains oleh John Dalton. Nah,
sekembalinya dari pelatihan sains, Ayahnya lagi-lagi membangunkan laboratorium
pribadi untuk James di bawah tanah. Hal tersebut dilakukan supaya James dapat
dengan bebas melakukan eksperimen untuk menemukan hubungan antara energi panas
dan energi listrik.
Pada
tahun 1840, James berhasil menerbitkan sebuah karya ilmiah mengenai panas yang
dihasilkan oleh arus listrik. Lalu pada tahun 1843, James kembali menerbitkan
kelanjutan karya ilmiahnya tentang bagaimana mengubah kerja menjadi panas. Ia
melakukan eksperimen menggunakan roda berpedal. Akhirnya, James merumuskan
konsep fisika mengenai kesetaraan energi mekanik dan energi panas.
Empat
tahun kemudian, James berhasil merumuskan hukum kekekalan energi yang
menjadi hukum pertama dari hukum termodinamika. Hukum itu menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu
bentuk energi ke bentuk energi lainnya.
Lantas
pada tahun 1847 James bertemu dengan Lord Kelvin atau William Thomson di acara
diskusi sains. Lord Kelvin tertarik dengan penemuan-penemuan James dan
karya-karya ilmiah yang pernah dipublikasikan. Ia pun mengajak James untuk
bekerja sama. Dari kerjasama tersebut, lahirlah suatu konsep fisika yang
disebut Efek Joule-Thomson. Efek Joule-Thomson ini berkembang
menjadi ilmu yang mempelajari tentang sifat materi pada suhu sangat rendah.
Ilmu itu disebut dengan Kriogenik
KONSEP USAHA DAN DAYA
Dalam istilah fisika
terdapat istilah usaha dan daya, tahukah kamu apa pengertian dari keduanya?
Untuk mengetahui pengertian dan contoh dari usaha juga daya dalam kehidupan
sehari-hari, yuk kita simak penjelasannya di bawah ini!
Definisi Usaha,
Usaha adalah jumlah energi yang digunakan untuk menggerakkan suatu benda, dalam
fisika usaha adalah penerapan kekuataan gaya (F) untuk memindahkan suatu benda
sejauh suatu jarak (s). Sehingga usaha dapat dirumuskan dalam persamaan:
W = F.s
Keterangan:
W = usaha (joule)
F = gaya (newton)
s = jarak perpindahan (meter)
Contoh usaha adalah
saat kita memindahkan benda menggunakan gaya. Misalnya mendorong troli
belanjaan, mengangkat kardus, membuka pintu, membuka palang jalan, menggeser
lemari, dengan menggunakan tenaga manusia maupun alat.
Pengertian, Rumus,
dan Penerapannya Gaya juga terjadi saat kita mencoba menghentikan suatu benda.
Misalnya menghentikan bola yang menggelinding, ataupun Superman yang
menghentikan kereta yang keluar jalur. Sehingga usaha dapat diartikan sebagai
energi yang ditransfer, inilah mengapa usaha memiliki satuan energi yaitu
joule.
Definisi Daya dalam
bahasa Inggris daya dinyatakan dalam istilah “power” yang berarti kekuatan, daya adalah perpindahan energi atau
kecepatan dalam melakukan suatu usaha.
Daya dalam ilmu
fisika adalah besar usaha yang dilakukan persatuan waktu. Daya dalam ilmu
fisika memiliki satuan watt (W) yang diambil dari nama penemunya yaitu seorang
industrialis asal Skotlandia bernama James Watt. satu watt sama dengan satu
joule usaha yang dilakukan perdetik, sehingga daya dapat dinyatakan dalam rumus
sebagai berikut:
P = W : t
Keterangan:
P = daya (watt)
W = usaha (joule)
t = waktu (sekon)
Dalam persamaan
tersebut dapat terlihat bahwa daya adalah seberapa cepat sebuah usaha
dilakukan. Daya sering terlihat pada perangkat listrik untuk menyimbolkan besar
energi yang ditransfer (usaha) atau yang dikonsumsi perdetiknya.
Pengertian, Fungsi,
Rumus dan Simbolnya Jika usaha adalah perpindahan besar energi dikali dengan
jarak, maka didapat persamaan
P = F. s/t
P = F . v
sehingga daya juga dapat dinyatakan
dengan perkalian gaya (F) dengan kecepatan (V) suatu benda.
Pernahkah kalian mendengar kalimat “mobil tersebut setara dengan 100 tenaga kuda”? istilah tenaga kuda tersebut mengacu pada daya. Satu tenaga kuda atau 1 hp (horsepower) adalah daya sebesar 735,5 watt. Satu tenaga kuda berarti besar usaha yang diberikan untuk memindahkan benda seberat 75 kilogram sejauh satu meter dalam waktu satu detik.